Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain.
HAKIKAT BISNIS INTERNASIONAL
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan
 bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi 
bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun 
transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain 
yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade). 
Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam 
sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut 
Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran 
internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis 
Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita 
dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar 
Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara 
ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka
 akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. 
Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit 
Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan 
keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar 
dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner 
dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka 
apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu 
akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya
 tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara 
tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF 
PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini 
sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA 
NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit neraca 
perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang 
dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka 
Negara tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan 
menghadapi PENGURANGAN DEVISA NEGARA.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis 
Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu 
perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara 
lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi 
bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan 
hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha 
tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk 
karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan 
melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak 
terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja 
berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis 
internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara 
lain :
- Licencing
- Franchising
- Management Contracting
- Marketing in Home Country by Host Country
- Joint Venturing
- Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan 
transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu 
Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host 
Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional 
sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti 
kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama 
terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan 
oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan 
yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional 
menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari 
pada perdagangan internasional.
ALASAN MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL
beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta 
kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis
 untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar
 paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan 
paling murah diantara Negara-negara yang lain.
b. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain
c. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau 
menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
· Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila 
negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap 
produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain 
yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi 
satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena 
kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, 
kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan 
absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk 
memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara 
lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat 
berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi 
cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.
· Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih 
realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu 
keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk 
menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan 
yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan 
dalam berbagai bentuk yaitu :
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
b. Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
c. Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d. Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e. Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi.
Suatu negara pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk berproduksi 
dan mengekspor komoditi yang mana dia memiliki keunggulan komparatif 
yang paling baik dan kemudian mengimpor komoditi yang mana mereka 
memiliki keunggulan komparatif yang terjelek atau kelemahan yang 
terbesar. Konsep tersebut akan dapat kita lihat dengan jelas dan nyata 
apabila kita mencoba untuk menelaah neraca perdagangan negara kita 
(Indonesia) misalnya. Dari neraca perdagangan itu kita dapat melihat 
komoditi apa yang kita ekspor adalah komoditi yang memiliki keunggulan 
komparatif bagi Indonesia dan yang kita impor adalah yang keunggulan 
komparatif kita paling lemah.
2. Pertimbangan pengembangan bisnis
Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis 
di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke 
luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang 
mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis 
internasiional tersebut :
a. Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b. Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan 
dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) 
sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth)
c. Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam 
katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri
d. Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang 
lebih mudah ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri)
e. Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic
TAHAP-TAHAP DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat 
atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana 
yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks 
dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut 
secara kronologis adalah sebagai berikut :
1. Ekspor Insidentil
2. Ekspor Aktif
3. Penjualan Lisensi
4. Franchising
5. Pemasaran di Luar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu 
perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal
 yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada 
umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita 
kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus 
mengirimkannya ke negeri asing itu.
EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian 
terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi
 tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi 
bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya 
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam 
tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan
 manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana 
pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering 
pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi 
disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
PENJUAlAN LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini 
Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara
 penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya 
saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas
 terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta 
peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan
 dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada 
perusahaan asing tersebut.
FRANCHISING
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu 
perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek 
dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk 
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, 
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, 
serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk 
“Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang 
menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi 
disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi 
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness 
centre dan sebagainya.
HAMBATAN DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak 
memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja 
akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat 
terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan 
atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. 
Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis 
internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
4. Hambatan operasional
PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi 
kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah
 merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa 
tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat
 berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin 
berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris. 
Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang 
harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam 
suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan secara begitu saja 
(letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain. Bahkan suatu
 merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain dan 
sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil 
Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama 
“Chevrolet’s Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti 
“tidak dapat berjalan”. Oleh karena itu maka sangat sulit untuk 
memasarkan produk tersebut di negara Spanyol tersebut.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus 
dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja 
pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati
 karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di 
negara lain dapat bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun 
kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki 
kebiasaan untuk tidak mau mendekati wanita bila membeli di supermarket, 
sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang berupa 
alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik 
wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.
HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara 
yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua
 negara tersebut. Sebagai contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo 
terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara
 kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya 
negara-negara Arab melarang barang-barang mengandung daging maupun 
minyak babi.
Lebih dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat 
membatasi berlangsungnya bisnis Internasional, misalnya Indonesia 
melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi, begitu pula rotan 
mentah dan setengah jadi dan sebagainya.
HAMBATAN OPERASIONAL
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah 
berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang 
yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. 
Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua 
negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal 
ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi 
kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal. Mahalnya 
biaya angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal pengangkutnya 
hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal, maka 
kembalinya kapal tersebut dati negara tujuan itu akan menjadi kosong. 
Perjalan kapal kosong di samudera luas akan sangat membahayakan bagi 
keselamatan kapal itu sendiri.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang
 melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain 
melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering 
disebut Multinasional Corporations yang biasanya disingkat MNC. Era 
Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu 
tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau 
oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat akan selalu 
terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini bisa 
terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga
 dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan 
kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di 
manapun di dunia ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara 
negara yang satu dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi 
lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan yang terjadi pada saat ini 
bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini 
mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau 
untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang 
satu dengan negara lain. Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, 
alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga 
dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat Indonesia 
dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan 
untuk beroperasi secara Internasional Perusahaan yang demikian akan 
mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang-barang 
tersebut yang paling murah dan kemudian memasarkannya keseluruh penjuru 
dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang 
lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor antar 
negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu 
di negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga 
meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan cara itu maka 
problem pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. 
Banyak contoh perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, 
Colgate, Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi 
Electric, Toyota, Philips dari negeri Belanda, Nestle dari Switzerland, 
Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, Basf juga dari 
Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
http://qeyty.blogspot.com
Senin, 21 Januari 2013
BAB 13
1. Benturan dengan kepentingan masyarakat.
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial.
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi
adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
2. Dorongan tanggung jawab sosial.
Berikut ini adalah klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas
kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen parsitipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja
yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3. Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
b. Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
c. Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d. Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e. Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
3. Etika bisnis.
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen.
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut adalah beberapa contohnya :
a. Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap produk.
b. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat dalam produk tersebut.
c. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
d. Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
2. Hubungan dengan karyawan.
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan jujur.
3. Hubungan antar bisnis.
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir maupun distributornya.
4. Hubungan dengan investor.
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan.
hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan.
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis.
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
* Tanggung jawab sosial (sosial responsibility).
- Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis untuk
menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya.
contoh : Bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaksimalkan profit, karyawan,
konsumen dan bisnis lain.
http://arul06agustus1990.blogspot.com/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial.
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi
adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
2. Dorongan tanggung jawab sosial.
Berikut ini adalah klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas
kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen parsitipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja
yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3. Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
b. Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
c. Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d. Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e. Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
3. Etika bisnis.
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen.
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Berikut adalah beberapa contohnya :
a. Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap produk.
b. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat dalam produk tersebut.
c. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
d. Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
2. Hubungan dengan karyawan.
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan jujur.
3. Hubungan antar bisnis.
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir maupun distributornya.
4. Hubungan dengan investor.
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan.
hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan.
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis.
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
* Tanggung jawab sosial (sosial responsibility).
- Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis untuk
menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya.
contoh : Bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaksimalkan profit, karyawan,
konsumen dan bisnis lain.
http://arul06agustus1990.blogspot.com/2010/01/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
JAWABAN SOAL UTS MATEMATIKA EKONOMI
 NAMA  : HARIA HAMBARA
 NPM      : 23212317
 KELAS  : 1EB04
1. Dik : Jumlah siswa = 40 orang
Yang menyukai mat-eko = 80%
Yang menyukai mat-eko & peng. Bisnis = 50%
Yang menyukai peng. Bisnis = 60%
Yang menyukai mat-eko = 80%
Yang menyukai mat-eko & peng. Bisnis = 50%
Yang menyukai peng. Bisnis = 60%
Ditanya :
jumlah siswa yang tidak suka mat-eko & peng. Bisnis  ?
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Yang menyukai Mat-eko = 80/100 . 40 = 32 orang
Yang menyukai Mat-eko & peng. Bisnis = 50/100 . 40 = 20 orang
Yang menyukai Peng. Bisnis = 60/100 . 40 = 24 orang
Yang hanya menyukai mat-eko = 32 orang – 20 orang = 12 orang
Yang hanya menyukai peng. Bisnis = 24 orang – 20 orang = 4 orang
Yang tidak menyukai mat-eko&peng. Bisnis = 32 orang – 24 orang = 8 orang
Gambarnya
sebagai berikut :
Keterangan : A
= yang hanya menyukai Mat-eko
B = yang hanya menyukai Peng. Bisnis
S = yang tidak menyukai keduanya.
B = yang hanya menyukai Peng. Bisnis
S = yang tidak menyukai keduanya.
2. A. 2/5 + 3/7 = 14/35 + 15/35 = 29/35 = 1 6/35
3.  Pd =
15 – Q Ps = 5 + Q
   
 Qd = 15 - P -Q = 5 
   
 - P = -5 + P
Qd = Qs
                     
                   
Qd = Qs
-P – P = -5 – 15 = -5 + 10
-2P = -20 = 5
P = 10

Jadi, harga
keseimbangan pasar senilai Rp. 10, dan kuantitas keseimbangan pasarnya sebanya
5 unit
4.
Dik  :  
P      =   3.000.000
               
n      =   5 tahun
               
i       =   10%
    Dit   :   Jumlah yang harus dibayar saat jatuh tempo
    Jawab 
                i      
=   1 + ( 10% )thn    =   
1 + ( 0,1 )360 
                                      thn                         360
                                                                         =   1 + 1,14  
=  2,14
    Rp 3000.000  x 
10,7    =   Rp 321.000
    Yang harus
dibayar      =   Rp 3.000.000 + 321.000
                                            =  
Rp 3.321.000
Selasa, 15 Januari 2013
profil Gunadarma
Profil
| 
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, komputer
  dan telekomunikasi yang sangat cepat dan dinamis memberikan dampak yang
  sangat luas terhadap masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi pada aspek
  sumber daya manusia (SDM) adalah tersedianya SDM yang berkemampuan dan
  berkemauan dalam penguasaan teknologi informasi, termasuk aspek penerapan
  atau implementasinya pada berbagai bidang keilmuan dan kehidupan. Tujuan
  tersebut masih memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, yaitu dalam
  bentuk fasilitas komputer yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan
  fasilitas pendukung lainnya. 
Universitas Gunadarma adalah salah satu institusi
  pendidikan yang dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi selalu
  mempelajari, meneliti, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
  berbasis teknologi informasi. Visi dan orientasi tersebut salah satunya
  diterjemahkan secara teknis dan operasional dalam bentuk kurikulum pendidikan
  yang memasukkan aspek penerapan teknologi informasi untuk setiap mata kuliah.
  Luasnya bidang kajian, yang tercermin dalam 6 (enam) fakultas, dan spektrum
  teknologi informasi menyebabkan muatan teknologi informasi untuk
  masing-masing mata kuliah tersebut masih kurang dan sangat dibatasi kurikulum
  pendidikan yang ruang lingkupnya sudah ditetapkan batas-batas kajiannya. Hal
  ini memerlukan bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk civitas
  academica diluar kegiatan perkuliahan dan praktikum, yang bertujuan untuk
  lebih meningkatkan kemampuan dan ketrampilan penguasaan teknologi informasi
  di berbagai bidang, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat atau
  dunia kerja. 
Lembaga Pengembangan Universitas Gunadarma melaksanakan
  tugas dan tanggung jawabnya sesuai struktur yang telah ditetapkan pimpinan
  Universitas Gunadarma. Lembaga Pengembangan di Universitas Gunadarma
  berjumlah 6 (enam) lembaga pengembangan, yaitu: 
Lembaga Pengembangan Komputerisasi (LePKom)http://lepkom.gunadarma.ac.id 
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA) 
Lembaga Pengembangan Teknologi (LePTek) 
Lembaga Pengembangan Teknik Sipil dan Perencanaan (LePTSP) 
Lembaga Pengembangan Sastra dan Bahasa (LePSaB) 
Lembaga Pengembangan Psikologi (LePPsi) 
Setiap Lembaga Pengembangan dibantu oleh laboratorium
  Pengembangan yang secara struktural berada dibawah koordinasi Lembaga
  Pengembangan. Tugas dan tanggung jawab utama Lembaga pengembangan adalah
  menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk mahasiswa di luar kegiatan
  kuliah dan praktikum. Kegiatan tersebut merupakan pembekalan materi kepada
  mahasiswa sebelum mereka lulus dari Univesitas Gunadarma. Materi pendidikan
  dan pelatihan yang diberikan lebih dititkberatkan pada peningkatan
  ketrampilan dengan menerapkan teknologi informasi dengan tetap menjaga
  konsistensi dan relevansinya dengan kurikulum Fakultas. Peserta pelatihan
  adalah mahasiswa Universitas Gunadarma dan pelatihan ini merupakan syarat
  untuk mengikuti sidang (D3 dan S1) tanpa ada batasan jumlah semester minimal
  yang sudah diambil dengan ketentuan wajib mengikuti 1 (satu) jenis kursus dan
  1 (satu) jenis workshop yang relevan dengan bidang ilmunya. Walaupun
  demikian, peserta diharapkan mempunyai dasar teori dan ketrampilan memadai
  sesuai dengan materi pelatihan yang akan diikutinya. | 
Minggu, 06 Januari 2013
BAB 12 Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan
PENGERTIAN
Teknik analisis meramalkan kas
perusahaan adalah tehnik untuk mengetahui keadaan sehat atau tidaknya kas pada
perusahaan di masa mendatang ataupun sekarang. 
Keuangan perusahaan
Pengertian Perusahaan Keuangan 
Perusahaan Keuangan merupakan
lembaga yang melaksanakan fungsi utama menyalurkan dana dari yang surplus/
berlebih kepada mereka yang kekurangan dana. Adapun jenis-jenis perusahaan
keuangan adalah sebagai berikut: 
- Bank Komersial (Commercial Banks) : lembaga simpanan yang memiliki asset utama berupa pinjaman dan kewajiban utama lain yaitu tabungan (deposits).
- Thrifts : lembaga simpanan dalam bentuk tabungan atau pinjaman, savings banks dan credit unions.
- Perusahaan asuransi : lembaga keuangan yang menjaga individu dan perusahaan (policy holders) dari even/kejadian yang buruk.
- Perusahaan sekuritas dan bank investasi : lembaga keuangan yang menjamin sekuritas dan terlibat dalam kegiatan sehubungan seperti broker surat berharga, jual beli surat berharga, dan menghasilkan pasar dimana surat berharga diperdagangkan.
- Perusahaan Pembiayaan (Finance companies) : Lembaga penghubung keuangan yang memberi pinjaman kepada individu dan bisnis.
- Reksa dana (Mutual Funds) : lembaga keuangan yang menawarkan rencana simpanan dimana dana milik partisipan mengakumulasi tabungan selama tahun bekerja mereka sebelum diambil selama tahun penisun mereka.
1.Estimasi penjualan
peramalan penjualan, yaitu merupakan
ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan
keuangan apabila  disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan
berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang
dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak
manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.Estimasi produksi
Anggaran produksi adalah anggaran
penjualan yang disesuaikan terhadap perubahan persediaan. 
 3.Estimasi harga pokok
penjualan 
Ringkasan dari anggaran produksi
dengan
memperhatikan tingkat persediaan
akhir.
Data yang diperlukan :
-         
Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan langsung,
anggaran overhead dan anggaran tenaga langsung
-         
Keakuratan datanya dipengaruhi data dalam anggaran yang lain.
4.Estimasi laba rugi
Rekening-rekening laporan laba rugi
adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang
diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:
a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
b. Rugi yaitu merupakan penurunan
modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada
suatu periode tertentu.
5.Estimasi
Pemakaian Bahan Langsung
pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai bahan baku bahan pembantu dan bahan penunjang produksi.
6. Upah Langsung
Upah yang diberikan secara langsung kepada pekerja.
7. Estimasi Bahan Fabrikase
Merupakan estimasi yang menjelaskan tentang beban pabrikase.
8.Estimasi Beban Penjualan
adalah beban si penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu.
9. Estimasi Beban Administrasi
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara.
pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai bahan baku bahan pembantu dan bahan penunjang produksi.
6. Upah Langsung
Upah yang diberikan secara langsung kepada pekerja.
7. Estimasi Bahan Fabrikase
Merupakan estimasi yang menjelaskan tentang beban pabrikase.
8.Estimasi Beban Penjualan
adalah beban si penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu.
9. Estimasi Beban Administrasi
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara.
     
10. Estimasi Kas 
Estimasi Kas adalah laporan keuangan
yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan
adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada,
apakah perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan
memeproleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat dismpulkan estimasi
kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.
Sumber :
BAB 11 Akutansi dan Laporan Keuangan
1. Definisi Akuntansi
Definisi akuntansi dapat dilihat dari
2 (dua) sudut pandang yaitu:
 
  1. Fungsi dan Kegunaan
        Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi
memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama
yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
    2. Proses Kegiatan
              Akuntansi adalah seni mencatat,
mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-ttransaksi kejadian yang
sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan
hasil-hasilnya.
2. Fungsi Akuntansi
   
  Fungsi utama
akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan
akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan
yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan
ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak
manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
3. Pihak-pihak Yang Berkepentingan
- Para pemilik dan calon pemilik perusahaan
   
    Para
pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui
perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Kalau kalian jadi pemilik usaha
pasti kalian mau tau dong perkembangan usaha kalian.
- Para pengelola perusahaan
     
  Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi
pengelola perusahaan akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya
informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan interpretasi dalam melakukan
evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.
- Para pegawai/karyawan perusahaan
     
     Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat
berkepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Hal ini
dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi ataupun
bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk
tujuan kesejahteraan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian
pegawai pada perusahaan. Wah, berarti sebagai pegawai kita juga perlu tahu nih
laporan keuangannya perusahaan biar kita ga dibodoh-bodohin sama pemiliknya.
- Para investor
           Kalau kita mau
invest dana tentunya kita bakalan nyari perusahaan yang kondisinya bonafid
dong, iya kan? Nah, para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya
ke dalam suatu perusahaan, untuk keamanan pelaksanaan investasinya harus
terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang bersangkutan agar jangan
sampai dananya terbuang sia-sia. Bukannya untung, malah buntung.
- Para kreditor
         Para kreditor seperti bank
pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan perusahaan yang akan
diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan
keputusan penetapan pemberian kredit. Sama seperti investor, para kreditor juga
cuma mau memberikan dananya pada perusahaan yang bonafid.
- Pemerintah
          Pemerintah sangat
berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada di negaranya,
misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara dari
sektor pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian
fasilitas tertentu dari pemerintah.
- Rekanan perusahaan
          Yang dimaksud dengan
rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja
sama dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya
bekerja sama untuk saling mendukung dalam penyelesaian kegiatan yang digarap
bersama.
4. Prinsip Akuntansi
     
    Dalam “Prinsip Akuntansi Indonesia” yang disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia disebutkan maksud laporan akuntansi antara lain : (telah
diperbaharui dengan Standar Akuntansi Keuangan namun prinsip dasarnya adalah
sama).
          Perusahaan terpisah dengan
pemilik dan perusahaan lainnya, maksudnya akuntansi membedakan asset yang
menjadi asset perusahaan dan asset milik pribadi pemilik.
         Memenuhi keperluan, yaitu
informasi yang dihasilkan akuntansi mempunyai tujuan yang jelas. Tidak asal
dibuat. Hal ini menyebabkan sistem akuntansi suatu perusahaan tidak sama dengan
sistem akuntansi perusahaan lainnya, karena setiap perusahaan mempunyai
kebutuhan berbeda sesuai dengan pengaruh lingkungannya.
   Memberikan informasi keuangan secara kwantitatif
mengenai perusahaan tertentu agar pemakai/manajemen dapat mengambil keputusan
ekonomi
Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga
membantu pemakai/manajemen dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Menyajikan informasi mengenai perubahan-perubahan harta dan
kewajiban serta informasi lainnya yang diperlukan.
- Bermutu
- Relevan
- Jelas dan dapat dimengerti
- Dapat diuji
- Dapat dibandingkan
- Lengkap
- Netral
5. Pengertian Laporan Keuangan
     
       Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak
Yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan .
6. Isi Laporan Keuangan
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas ataulaporan arus dana
- Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
7. Bentuk Neraca
     
Neraca dapat disusun dalam dua bentuk: yaitu bentuk skontro dan bentuk staffel.
Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan
atau sebelahmenyebelah. Sedangkan bentuk staffel sering disebut dengan bentuk
laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal
di bagian bawahnya. Coba Anda bedakan kedua bentuk neraca berikut.
      Perbedaan neraca bentuk staffel dengan
skontro adalah bentuk staffel disusun secara vertikal. Harta pada bagian atas
dan utang dengan modal pada bagian bawah. Sedangkan bentuk skontro, harta
(aktiva) pada sisi kiri, utang dan modal pada sisi kanan.
8.Laporan Laba Rugi
     
adalah bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan
suatu laba (atau rugi) bersih.
9. Bentuk Laba Rugi
    Bentuk single step dari laporan laba-rugi
digunakan secara luas dalam pelaporan keuangan, meskipun dalam tahun-tahun
terkhir betuk bertahap (multiple step) mulai semakin popular. Keuntungan
utama dari format single terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya
implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban mempunyai prioritas
atas yang lain. Dengan demikian menghilangkan masalah klsifikasi yang
potensial. Bentuk multiple step. Beberapa akuntan menyatakan bahwa ada
hubungan lain yang penting dalam data pendapatan dan beban dan bahwa
perhitungan laba-rugi menjadi lebih informatif dan lebih berguna apabila
menunjukkan klasifikasi.
10. Tujuan Laporan Keuangan
  Untuk tujuan umum adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja
yangg telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
zulidamel.wordpress.com
www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd.../view&id
Langganan:
Komentar (Atom)
 

